Tak terkecuali di AS, di kota-kota besarnya masih saja terlihat banyak gelandangan. Sama seperti di Indonesia, mereka hidup dari berharap pada kebaikan orang-orang yang melintas dengan mengemis. Bedanya, cara mengemis mereka lebih 'terhormat' (sebenarnya lebih terkesan sombong), mereka jarang yang mau menengadahkan tangan sambil mengiba-iba kepada pejalan kaki.
Biasanya mereka mengemis dengan cara menuliskan permintaannya di sebuah karton bekas sambil meletakkan sebuah wadah kosong di depannya. Setelahnya mereka lebih banyak diam sambil menunggu kebaikan orang-orang, lalu berterimakasih pada yang memberi.
Bahkan, beberapa gelandangan yang mengemis punya cara kreatif untuk menarik perhatian. Tulisan di kertas kartonnya berisi kalimat-kalimat bernada humor yang menggelitik dan sukses mencuri perhatian pejalan kaki.
1. Tawaran makan siang yang menarik
"Ayo makan siang bareng, kamu yang traktir"
2. Ide jenius
"Pria tak terlihat yang sedang telanjang"
3. Terapis terhandal di kota
"Akan kudengar masalahmu dengan biaya $200"
4. Kejahatan sempurna!
"Mobil Polisi Dijual"
5. Berani jujur?
"Butuh uang untuk bir, narkoba dan PSK (hei, setidaknya aku tak membohongimu)"
6. Siapa yang menang?
"Agama mana yang paling peduli pada gelandangan?"
7. Silahkan berikan donasimu
"Butuh uang tunai untuk penelitian alkohol"
8. "Terlalu bodoh untuk mencuri, terlalu jelek untuk jadi PSK..." dan terlalu malas untuk bekerja
9. Hati-hati, pria ini sangat serius dengan ancamannya
"Berikan aku sedikit uang, atau ku tendang wajahmu!"
10. Imajinasi adalah segalanya
"Sebut ini sebagai rumah"