Salah seorang turis yang menyaksikan atraksi tersebut juga mengutuk pihak kebun binatang yang telah mengeksploitasi hewan cerdas tersebut dengan cara yang salah. "Orangutan sangat cerdas dan kebun binatang telah mengeksploitasinya. Saya sangat kecewa dengan kejadian ini" ucap Samantha Fuller, seorang guru Amerika yang bekerja di Thailand.
Orangutan adalah hewan pintar dan sangat perasa. Bahkan 97% DNA mereka mirip dengan manusia sehingga tak pantas mereka didandani seperti petinju dan disuruh berkelahi diatas ring. "Walau dengan alasan untuk menghibur turis, perlakuan tersebut tetap mengejutkan dan kejam," Direktur International Fund for Animal Welfare (IFAW) berkomentar.
Selain dua orangutan yang disuruh berkelahi diatas ring, orangutan lainnya didandani memakai bikini dan disuruh berjalan sambil memegang papan ronde. Meski pihak kebun binatang berusaha untuk membingkai acara tersebut sebagai atraksi menyenangkan dan tak menyakiti hewan, faktanya orangutan sering diambil secara paksa dari ibu mereka di alam liar dan dijual di pasar gelap.
Meski tak ada bukti pihak Safari World terlibat dalam pasar gelap, aktivis tetap mengatakan ada unsur kekejaman dibalik atraksi tersebut.
Juru bicara PETA menjelaskan, ketika Anda melihat hewan-hewan beraksi dengan tak nyaman dan diliputi stres, mereka melakukan atraksi bukan karena kemauannya, tapi karena ketakutan akan dihukum. Disetrum, disulut api rokok atau dipukul adalah penyiksaan yang biasa dilakukan saat latihan.
No comments:
Post a Comment